Rabu, 26 Agustus 2009

Nasihat untuk teman-teman

Teman-teman pasti tahu, disaat remaja ini kita dalam kondisi yang sangat labil. Kita masih dalam tahap pencarian jati diri. Jadi, kita harus bisa menjaga diri kita dari hal-hal yang buruk, agar kita kelak nanti bisa menjadi panutan. Jangan sampai anak-anak kita kelak nanti menjadi anak yang sulit diatur. Bila dinasihati menjawab:”Kata nenek, Ibu dulu juga begitu…, Ayah juga begitu…” Nah kalau sudah menjawab begitu, kita mau apa? Kita sendiri saja salah, bagaimana anak kita tidak menjadi salah… Anak pasti menyontoh perilaku ayah ibunya, makanya kita harus merubah sikap kita mulai dari sekarang, agar generasi penerus berikutnya bisa baik.^_^

Memang, kondisi bangsa kita saat ini berada dalam kondisi yang menyayat hati. Setiap hari televisi berebut jam tayang berita kriminal. Hari ini pemerkosaan, perampokan, curanmor, penodongan, pembunuhan, bunuh diri dlsb. Besoknya begitu lagi, hanya pelakunya saja yang berbeda. Besoknya begitu lagi, dst…

Di sisi lain,semakin banyak para pejabat yang sibuk korupsi dan bertaruh uang untuk mendapatkan pengacara yang bisa membelanya di pengadilan. Sementara itu, rakyat kecil asyik berjudi. Tak henti-hentinya gali lubang-tutup lubang.

Banyak orang mengatakan, Indonesia kini sedang berada pada kondisi yang memprihatinkan. Yang lebih miris lagi, pendidikan dituduh hanya menghasilkan orang-orang gagal baru. Orang yang sudah lulus kuliah susah mendapat pekerjaan, apalagi yang hanya lulus SMP, SMA. Biaya dan waktu yang sudah mereka kerahkan tak berarti banyak, padahal mereka sudah berkorban. Sungguh, sia-sia… gagal! Tapi semua gak sia-sia kalau kita berusaha bisa menjadi anak yang cerdas dan mampu membuka usaha sendiri, gak harus bergantung orang lain! Semangat!n_n

Bangsa kita ini tidak hanya sakit jasmaninya, tapi juga sakit rohaninya. Banyak orang yang ingkar, dusta, terburu nafsu, dan orang kufur. Lihat saja di sekeliling kita. Tak sedikit yang seperti itu. Saya sering menjumpainya, bahkan teman saya sendiri. Saya sering tertipu dan salah memilih teman. Inilah kehidupan, tak semua yang kita kira baik sebaik yang kita kira.

Teman-teman masih mengaji gak? Ayo dong mengaji… Saya juga masih mengaji kok. Kalau teman-teman masih mengaji, saya bangga dengan kalian. Kalian sanggup mengalahkan berbagai cobaan. Pengajian yang durasinya hanya sebentar, kira-kira 1-1,5 jam melawan sinetron yang duasinya dua jam, melawan buku-buku belasan atau puluhan halaman, belum lagi ditambah perilaku orang tua atau anggota keluarganya sendiri yang kadang-kadang keterlaluan. Yah, begitulah. Di mana pun tempatnya, kita selalu bersaing dengan lingkungan yang lain. Kita harus berjuang. Bukankah Tuhan menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya?

Mungkin kita pantas bersedih atau dari diri saya pribadi pantas bersedih. Kita mengajarkan cinta dan kasih sayang dengan kata-kata lembut, tulus, dan penuh perhatian, tapi cinta bagi mereka dimaknai sebagai rayuan gombal, ciuman, pelukan dua orang yang cantik & ganteng. Ketika kita mengajarkan indahnya persahabatan, mereka lebih suka keindahan pakaian, penampilan, HP, mainan. Keika mengajarkan kegigihan dan semangat juang, mermimpi jadi superman, wonderwomen, doraemon, atau memiliki peri cantik yang dapat memenuhi semua keinginan tanpa perjuangan. Lalu, kapan bangsa ini bisa maju?

Namun, suatu saat harapan saya tumbuh bersemi ketika ada seorang gadis kecil yang pandai mengaji, sekolah berprestasi, dan baik budi pekerti. Padahal ia hidup di lingkungan yang dekat dengan minuman keras, dan judi. Pencurian pun sering terjadi. Gadis kecil ini diibaratkan “melati yang mekar di tengah lumpur”. Walaupun berada di lingkungan yang jelek, tapi melati ini bisa mekar dan memberikan keindahan. Sungguh menarik perhatian bukan? Pasti kita pun akan mengaguminya.

Kita juga harus begitu, walaupun lingkungan kita buruk, penuh kemaksiatan, tidak nyaman, kita harus bisa mnjaga keimanan kita. Jangan sampai keimanan kita tergoyah, justru kita harus menguatkan iman kita. Biarlah dunia berubah, tapi iman kita tidak akan pernah berubah. Seiring dengan perkembangan zaman, ikutilah dengan berkembangnya iman kita menjadi iman yang kuat. Oke?

2 komentar: